Sabtu, 13 Februari 2010

kecerdasan spiritual, dimana itu??

aq tertarik waktu salah satu note teman di facebook bilang gini
"Di lobus temporalis otak manusia, terdapat area God-spot yang merupakan titik fitrah manusia, mengenal Tuhan. Titik ini sangat jelas dengan pemeriksaan EEG pada penderita Epilepsi. Pertanyaannya, adakah tingkat ma'rifatullah penderita epilepsi itu sangat tinggi???"

nah.. banyak komen salah satunya gini
jelas dalam training ESQ ada yang namanya GOD SPOT..kita diajarkan dan dimana apabila titik itu tersentuh sedikit saja kita akan mengenal allah/Tuhan kita....
pernah ada penelitian waktu Ary Ginanjar training di Oxford university..disana ada danar zohar, dan banyak ilmuan2..saat didengarkan Asmaul husna....sebentar.mereka katakan Allah is beautyfull , allah is great...jelas bahwa hakikatnya semua manusia ingin bisa tersadar dan kebanyakan titik Gog Spot tersebut tersentuh pada saat kita sedang dalam (meditasi) ..salat atau kita membaca al quran...itulah yang aalh katakan dalam hadits qutsi: makna Aku lebih dekat dari urat nadi hambaku....

oleh karena itu orang epilepsi dan orang2 yang memiliki kekhususan tertentu memiliki karamah yang lebih tinggi dari yang lainnya...dan itulah yang dinamakan karamah....
... See more
dimana saat zaman2 Nabi saw, hanya dengan bismillah bisa sembuh dsb...kekuatan power spiritual yang ada...
secara phikologis barat bahawa GOD SPOT (TITIK TUhan) adalah sebuha saat dimana ada didalam sadar bahawa itu terjadi dalam diri....

hutan indonesia sekarang

seputar kelestarian alam, iput punya kabar dikit.
ngambil dari -antaranews.com- isinya begini:

Palembang (ANTARA News) - Hutan di Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) mayoritas rusak akibat pembalakan liar, erosi dan berbagai gangguan alam lainnya, kata Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Anwar Sadat di Palembang, Sabtu.

Ia mengatakan, dari 3,7 juta hektare hutan yang ada di provinsi ini, hanya satu juta ha di antaranya yang masih lebat dan baik.

Kerusakan itu antara lain akibat masih adanya penebangan liar, dan berbagai kerusakan akibat alam lainnya, kata dia pula.

Oleh karena itu mulai dari sekarang menghentikan penebangan liar karena hutan yang rusak akan berdampak banjir, longsor dan berbagai bencana alam lainnya, ujar dia.

Ketika ditanya tentang program "satu orang satu pohon" yang dicanangkan beberapa waktu lalu, ia mengatakan, itu memang cukup baik terutama dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melestarikan lingkungan.

Namun, lanjut dia, program itu belum begitu maksimal dengan kondisi hutan yang rusak sekarang ini.

Sehubungan itu diharapkan seluruh aparat dan lapisan masyarakat untuk bersama-sama melestarikan hutan supaya lingkungan tetap hijau, kata dia.

Selain itu perlu adanya penataan lingkungan supaya daerah-daerah yang rawan banjir dan longsor diharapkan tidak terjadi bencana lagi, tambah dia. (U005/K004)


nah dari situ kita kan bisa merenungkan, betapa skarang alam Indonesia rusak.. kaya kata nugie dan katon - jika sang bumi bisa bicara...
sampai kapan kita cuma mengeksploitasi?? let's go green!!!
jgn cuma buat kata2 donk, tapi yok kita realisasikan rame2 ^^,!

Kamis, 11 Februari 2010

Rapling Bengawan Solo 051209

I am flying!!! Hebohnya Rapling Bengawan Solo



Actually, banyak banget cara kita mengisi waktu luang yang buat anak FK katanya “barang langka”. Nah… karena langka itulah kita kudu pinter-pinter bagi waktu luang itu, mau buat istirahat, buat baca buku,buat pacaran, kumpul ma temen, ato bahkan buat menikmati alam. Dan tentu tiap orang punya cara sendiri buat menikmati waktu luang dan sudah barang tentu juga iput gag mungkin menghabiskan waktu luang bersama monster yang bernama “buku”. Libur hari Sabtu gag bakal aq sia-siain dah! Wong sudah jelas hari yang sangat menyenangkan untuk mahasiswa, pun buat seorang ‘iput’ and the Vaguser. “Rapling di Jembatan Bengawan Solo ” salah satu dari aneh2 petualanganku.
Yae rapling hal yang sangat biasa kagem para sederek pecinta alam, tapi itu akan jadi lebih dari heboh kalo medan kita beda dari biasanya. Neg biasanya kita menuruni tebing atau tembok kampus aja, kali ini menuruni jembatan yang tingginya sekitar 20 meter. Ya neg buat bolang sejaati mah kayae 20 meter cetek banget, tapi buat aq itu hal xg WOW BANGET!! Secara baru kuliah ini iput ikut mapala (mahasiswa pecinta alam).
Secara teknis biasa wae sich koyo rapling pada umumnya. Yang membuat berbeda adalah suasana alam dan juga tantangannya. Kali pertama liat ke bawah dari atas jembatan kerasa banget kaki serasa merinding, apalagi saat menaiki besi-besi jembatan pas mau turun. WoW!!! Tegang dan bikin deg-degan apalagi ditambah getaran pada besi saat kendaraan-kendaraan lalu lalang disana. Para pengguna jalan yang melewati jembatan penasaran dan mampir bentar buat menyaksikan adegan seru plus nekat ini. Nah yang bikkin grogi ya waktu ada mas-mas ganteng lagi jogging malah mandeg bentar mw liat rapling, haduh salting banget geg ketok bodone aq…
Hehehe, ada cerita lucu dari kisah ini
Waktu rapling, kepuasan dan perasaan yang didapat beda-beda, banyak banget hal yang dirasain. Ungkapan kepuasan antara aq ma temen macem-macem banget.
Kalo kataku “I’m  flying without wings!!!!,  hebuooooohh oh yessss!!! woooooouuu….” Hahaha jago lebay emang
Hmmmmm… tentunya Anda punya ungkapan lain untuk menggambarkan hal itu seandainya ikut bersama kami untuk merasakan “hal yang menakjubkan di alam” karena emang smua orang kan punya cara masing2 buat nikmatin idup ini kan??? chayooooo =D..
Jangan pnh takut Mencoba hal baru… sumpah!! Ternyata alam lebih menghebohkan daripada yang kita duga ^^,V

KRIPIK TEMPE MBAK MI

Jadi begini cerita nya…
Di keripik tempe mbak mi, saya nostalgila dulu. Hal langka yang gag pernah disangka2 akan terjadi

Bima : kulonuwun, pak wonten tempe kripik?
Bapak : oo njih, monggo mas mlebet. Tumbas pinten?
Iput : biasane neg mundut minten to pak?
Bapak : njih benten benten mbak, besek alit nopo ageng?
Utik : kulo nyuwun remukane pareng Pak?

Dan blab la bla… obrolan seputar KRIPIK TEMPE MBAK MI selanjutnya...

Penmas 2009 Sensasi 3265m dpl Lawu

Pendakian massal kali ini dapat dikatakan ‘jempolan’ sebab memang acaranya sangat luar biasa. Objek pendakian yang kami pilih adalah Gunung Lawu karena lokasinya yang paling dekat dengan kampus kita. Pendakian massal atau yang biasa kita sebut  “penmas” kali ini diikuti oleh 73 orang peserta dan panitia.
Rangkaian acara diawali dengan persiapan panitia yang super heboh, dari materi mountaineering sampai pada materi penatalaksanaan mountain sickness dan juga traumatologi. Kemudian technical meeting di basecamp Vagus untuk para peserta sehari sebelum keberangkatan.
Upacara pelepasan penmas diwali jam 16.30 dengan briefing bersama mas anas, dilanjutkan sambutan mas iwing. Sesi foto pun tak terlupakan kami ambil sebelum pemberangkatan peserta. Para jamaah penmas diberangkatkan dari kampus FK pukul 17.00 tepat.
Sampai di lokasi, kita preparing dulu sekalian ishoma. Kemudian berangkat dimulai dari kelompok satu pukul 20.00 tepat disusul kelompok 2 dan seterusnya. Seputar gunung yang kami pilih sebagai objek pendakian ini, Gunung Lawu terletak di antara Kabupaten Karanganyar dan Magetan sekaligus menjadi sekat antar Jateng dan Jatim. Ketinggiannya mencapai 3265 mdpl. Gunung ini menjadi salah satu objek pendakian yang digandrungi terutama para pendaki pemula karena memang track-nya tidak begitu sulit.
Cerita berlanjut, para rombongan sampai di pos pertama bervariasi sekitar pukul 22.00. Di pos pertama para peserta masih terlihat semangat luar biasa. Perjalanan hingga pos pertama semarak dengan obrolan, canda, dan juga nyanyian. Keadaan ini yang begitu menyenangkan ini terus berlanjut sampai di pos kedua. Dari pos ketiga sampai di tenda tempat kita nge-camp suasana ini diganti dengan mulainya ada keluhan hingga mulai banyaknya muncul sindrom naik gunung.
Perjalanan dari pos kedua menuju pos ketiga peserta mulai mengeluh capek dan pegal. Tapi masih tetap kuat sampai di pos 3 space waktu kedatangan antar kelompok tidak jauh berbeda. Mulai dari pos tiga naik ke pos empat tempat kita nge-camp ini jarak antar kelompok mulai agak jauh.
Sampai di pos ke empat, semua istirahat sampai jam 9 trus persiapan untuk ‘muncak’. Setelah istirahat cukup lama semangat para peserta kembali lagi, perjalanan ke puncak lawu ditempuh hanya dalam 45 menit saja. Sampai jam 10.15 sesi foto-foto semua peserta penmas kemudian kembali ke pos 4 untuk packing dan persiapan pulang. Perjalanan pulang dari jam 11.30 sampai jam 17.30.      
 "Mendaki gunung bukanlah menaklukan puncak-puncak gunung tertinggi, tapi adalah perjuangan menaklukan ego tertinggi manusia. Disana banyak hal baru yang selau berbeda untuk dinikmati dan tiap orang memiliki cara tersendiri untuk menikmati hal-hal tersebut. Banyak orang yang belum menemukan jawaban lantaran apa mereka mendaki gunung, karena itulah kami terus kembali!!"

diksar vagus XIX

Bulletin vagus…
Ewuh Diksar lapangan tahun ini (di kalender c ditulis tahun 2009) gag buat diksar angkatan xix aja, tapi jg diksar angkatan laen, srasa bombastis banget!! Akir2 ini lagi pada anget- angetnya, hothotnya dibahas dalam dunya perfezbukan (ampe mas vian hebuoh dan menggebu-gebu cari2 fezbuk e mas alpon) dan juga hebuoh di dunya perinternetan, peresemesan, perlelepunan, dan percakapan..

Hoho.. teknis dan perjalanan yang dilumuri tangis-tangis (T_T) (inget beud nie, peserta diksar pada kgag bisa navdar, eh panitia termehek-mehek dech.. sapa dia??), dipenuhi perjuangan jatuh dan bangun (untung abis jatuh bisa bangun lagi y!!), dengan banyak balutan luka (yang kalo divisum ma tnaga porensig nun pualing ahli se Indonesia dan malesia lebih parah dari manohara sinosuke hlo!!), selanjutnya...